Te Amorfati


Rasa-rasanya saya belum pernah membahas tentang kisah kelahiran Amorfati, baik di Tumblr pun di Wordpress. Jadi mungkin sekarang saatnya untuk membahas si adik KALA ini. So, here we go~~~

Amorfati lahir tanpa pernah ada rencana sama sekali. Karena buat kami--saya dan si partner nulis--akhir kisah KALA adalah yang terbaik. Kami sengaja memberikan open ending, agar teman-teman yang membaca bisa sebebas itu menentukan kelanjutan kisahnya sendiri.

Tapi siapa sangka, ternyata kalian memang kerap inginkan kejelasan. Pun sama halnya dengan keinginan penerbit, yang kemudian menawarkan, "Yakin nih nggak mau dilanjut? Serius sanggup nggak kalau mau digarap lagi?" 

Beberapa waktu kemudian setelah KALA lahir, tibalah kesempatan untuk kami sebagai penulis main-main ke Baciro, tempat redaksi Gradien Mediatama berada. Niatnya sewaktu itu memang benar-benar untuk main dan Meet and Greet di Gramedia Yogyakarta. Tapi, entah karena apa, siangnya begitu kami dan redaksi duduk di kursi panas meja segiempat (bukan bundar bukan wk!) pembicaraan yang semula hanya membahas Saka Lara, kemudian bergeser menjadi pembahasan kelanjutan kisah mereka.

Pertanyaan yang kemudian diajukan oleh Pemred Gradien Mediatama--Mas Tepe--awalnya hanya saya tanggapi dengan senyuman sembari melirik Syahid meminta bantuan wkwk. Karena sungguh, saya tidak pernah berpikir bahwa Saka Lara akan berlanjut. Karena yang tadi saya bilang, kisah mereka cukup sampai di situ. 

Saya mungkin sering bilang bahwa menulis novel berarti ikut menjadi dan merasakan apa yang dialami si tokoh. Dan itu cukup mengaduk perasaan dan membuat emosi saya kadang menjadi tidak stabil. Pun itu yang membuat saya merasa lelah sekaligus sesak dalam penulisan KALA. Tapi dasar Bella emang sukanya nyari susah dan ngasih ribet diri sendiri, ditambah dengan jawaban rese semua orang di siang terik Jogja kala itu. Saya akhirnya setuju untuk melanjutkan kisah Saka Lara.

Bekalnya hanya keyakinan semata, meski tahu lagi-lagi akan menguras tenaga, hati dan juga pikiran hehehe. Karena buat saya, itung-itung sebagai hadiah untuk yang sudah membaca KALA. Pun rasanya, Lara masih berada dekat dengan saya dan bisa kembali dikulik pun didalami karakternya. Perjalanan kepenulisan Amorfati pun masih sama dengan KALA. Banyak ujian dan cobaan, namun terasa lebih banyak ide segar yang hadir.

Salah satunya seperti yang kalian tahu, ada soundtrack lagu untuk Amorfati. Ya, untuk teman-teman yang memesan PO pasti sudah mendapatkan CD-nya. Cukup terbatas memang, karena kami inginkan hal yang begitu eksklusif, intens dan intimate untuk teman-teman yang antusias dengan kelanjutan kisah Saka Lara. Oleh karenanya, produksi CD-nya sengaja dibuat tidak banyak dan tidak bisa didapatkan dalam bentuk pembelian di Gramedia pun online ketika PO sudah selesai.

Sama halnya dengan proses menulis Amorfati, proses pembuatan lagunya pun cukup mengejutkan dan tanpa perencanaan sejak awal. Semuanya benar-benar ide sambil jalan. Ialah Bem Andry, seorang sahabat yang mulanya begitu asing, baru bertemu satu kali saat Meet and Greet di Jogja kala itu. Dan kemudian bersedia untuk diajak kerjasama bareng, kolaborasi dan berkarya bareng hingga terciptalah lagu "Saka Lara".

Pada mulanya, hadiah PO bukanlah lagu. Tapi kami merasa harus ada yang spesial di kelahiran adik KALA. Dengan bermodal nekat, kami kekeuh ingin produksi lagu tersebut, entah nanti akan seperti apa ujungnya. Pokoknya jadiin dulu aja, yakin dulu aja, baru kemudian kami mengajukannya ke penerbit. Tapi ya memang dasar pucuk dicinta ulam pun tiba, harapan kami bersambut. Tim penerbit mengizinkan dan membolehkan untuk menjadikannya merchandise PO. What a beautiful coincidence, right?

Yang penting yakin! Karena ya, saya selalu suka jika setiap karya saya pun sepanjang perjalanan berkarya, saya bisa mengajak orang lain untuk ikut serta. Biar tambah semangat dan semakin banyak berkah pun doa yang terlibat di dalamnya. Saya percaya itu dan saya percaya Tuhan selalu bukakan jalan untuk mereka-mereka yang juga senang membuka jalan bagi orang lain. Terbukti, kan? Akhirnya Tuhan bukakan jalan untuk penerbit bilang iya di tengah kemepetan waktu rekaman, mixing hingga produksi lagu.

Kalau diingat-ingat lagi masa itu saya hanya bisa tertawa. Sebab semuanya serba cepat--meski tenang, kami tak asal-asalan. Long story short, satu bulan lebih beberapa hari Amorfati akhirnya usai digarap dengan rasa yang begitu luar biasa untuk ending ceritanya. Pun bumbu pelengkap untuk promo dan segala macam tetek bengeknya, benar-benar menguras habis energi.

Hingga saya berpikir, baiklah, 2018 nanti saya istirahat sejenak untuk menulis. Terbukti, hanya satu buku yang saya terbitkan di 2018, hanya Elegi Renjana, yakan?

Mungkin untuk teman-teman yang sudah baca KALA pasti mengira gaya bercerita yang kami gunakan di Amorfati masih akan sama. Tapi sayangnya tidak begitu, jika di KALA diksinya cukup lumayan bikin mikir. Pada Amorfati kami sengaja membuatnya lebih luwes dan mengalir, tentunya dengan tambahan beberapa tokoh yang bisa menimbulkan kejutan tambahan.

Lagi-lagi menurut teman-teman akhir cerita Saka Lara di Amorfati pun katanya open ending. Bikin penasaran dan ingin tahu kelanjutannya. Lalu mulailah muncul kembali pertanyaan, "Kapan kisahnya dilanjutkan?" atau "Akankah Saka Lara berlanjut lagi kisahnya?"

Mau tahu nggak jawaban saya apa hingga detik ini? Masih abu-abu, sayang. Di awal sekali pernyataan itu mungkin di-aamiin-kan oleh kami sebagai penulis. Lalu berubah menjadi partner saya yang menolak. Lalu kemudian di saat dia bersedia, saya yang justru menolak. Pun baru saja beberapa waktu lalu saya akhirnya membulatkan tekad untuk melanjutkan, lagi-lagi gantian ia yang menolak.

Dan beberapa waktu lalu, di satu hari di kota Bandung. saya, dia dan juga Pemred kami duduk bersama membicarakan kisah ini. Dan ya, lagi-lagi jawabannya memang masih abu-abu. Saya tak bisa menjamin apa pun karena saya teramat sadar, ego masing-masing masih amat besar dan rasanya belum bisa diturunkan untuk saat ini.

Jadi, nantikan saja yaa. Bila memang sudah waktunya Saka Lara kembali, mereka akan hadir lagi. Namun jika tidak, mungkin memang Amorfati adalah kisah cinta terakhir dari Saka dan Lara. Kisah yang tak seharusnya dibongkar lagi dan kembali diberitahukan pada kalian untuk kelanjutannya XD



No comments

Post a Comment

© Hujan Mimpi
NA