Konflik Cinta Beda Wilayah di Crash Landing on You [K-Drama Review]



“Sometimes, the wrong train takes you to the right station.”

Dulu, Descendants of The Sun berhasil memikat saya untuk kecanduan menonton K-Drama. Tapi kalau bicara di zaman sekarang ada yang bertanya. “rekomendasi drakor dong,” jawaban pertama yang kiranya akan diberikan sepertinya Crash Landing on You.

Kenapa?

Ya dengar-dengar sih, banyak orang yang semula tidak tertarik nonton K-Drama justru jadi kecanduan setelah menonton series satu ini.

Memang iya? Kenapa gitu?

Well, saya nggak akan memungkiri kalau CLOY memang sebagus itu untuk memikat hati. Mulai dari storyline yang menarik, chemistry pemain utama pun pendukung yang patut diacungi jempol kaki dan tangan, sinematografi yang aduhai, juga konflik dari ceritanya yang tidak dipaksakan.


Nggak, saya nggak akan bilang ada banyak pesan kehidupan yang bisa diambil dalam CLOY seperti halnya Chocolate. Namun untuk teman-teman yang sedang mencari tontonan dalam kategori santai, nggak perlu banyak mikir, tapi tetap bisa tertawa, tersenyum, mesem-mesem gemas, bahkan berlinang airmata, CLOY adalah juaranya~

CLOY sendiri dimulai dengan pertemuan seorang tentara Korea Utara (Ri Jeong-hyeok; Hyun Bin) dengan seorang pengusaha wanita asal Korea Selatan (Yoon Se-ri; Son Ye-jin) yang
mengalami kecelakan paralayang dan kebetulan sedang tersangkut di pohon dalam teritori Korea Utara.

Dari awal aja udah bisa menebak dong ya kalau akan ada kisah percintaan yang dibatasi wilayah?


Tapi jangan buru-buru menyangka CLOY akan bermenye-menye ria mengisahkan percintaan semata. Karena memasuki episode ketiga sampai dengan episode terakhir, teman-teman akan dibuat berdebar dan penasaran dengan rahasia-rahasia yang kemudian terungkap.


Sebenarnya CLOY sendiri menceritakan tentang misi memulangkan Yoon Se-ri ke Korea Selatan secara diam-diam. Tapi seribu tapi karena namanya manusia hidup kalau nggak punya musuh kurang afdol. Maka dimulailah drama-drama konflik lainnya bermunculan.

Adegan action yang penuh dengan tembak-menembak, belum lagi tentang rasa iri dan kekuasaan, kisruhnya hubungan keluarga, dan sederet hal lain yang membuat CLOY benar-benar seperti layaknya kehidupan sehari-hari.

Hal lain yang bikin saya jatuh cinta pada CLOY sebenarnya adalah aksen Korea Utara yang dipakai, pun penggambaran kehidupan kedua negara yang begitu dekat namun bertentangan ini. Rasanya miris, tapi gemas, tapi ya mau gimana lagi, toh itu pilihan yang dibuat oleh negara-negara tersebut. Ya meski semuanya, terlepas dari ketidaktahuan saya akan fakta apakah suasana dan kehidupan asli di Korea Utara memang benar mirip seperti yang ada pada CLOY atau tidak. Namun kalau saya baca dari beberapa artikel, kata si pembelot-pembelot Korea Utara sih mereka memang membenarkannya. Walau ya katanya sih, tidak semudah itu sebetulnya untuk keluar dari Korea Utara.


Nah jika bicara tentang tokoh, maka jangan lupakan chemistry antar tokoh utama dengan tokoh pendukung yang sukses membuat CLOY semakin betah untuk dinikmati. Saya rasa, saya nggak akan sebegitunya suka dan merekomendasikan CLOY jika tanpa mereka-mereka ini.







Selain kepandaian penulis skenario CLOY yang jago sekali bikin semua hal serba terhubung dan bisa aja menyambungkannya, hingga membuat penonton teriak, “ah elah sa ae lu,” CLOY ini juga kurang ajarnya berhasil menampilkan cameo-cameo dari jajaran bintang atas. Bahkan nggak tanggung-tanggung membangkitkan kembali ingatan kita akan drama-drama yang sudah pernah berjaya di masanya.

Saya juga nggak akan mungkin mengiyakan drama ini masuk genre komedi, jika tanpa prajurit-prajuritnya Kapten Ri yang konyolnya luar biasa bikin bahagia. Bahkan kalau ditanya hal apa yang bikin kangen setelah K-Drama ini berakhir, jawabannya adalah kangen liat akting dan kekocakan F4-nya CLOY ini.



Kalau bicara tentang K-Drama tapi tidak menyinggung soundtracknya tuh bagai sayur tanpa garam. Jadi, tepuk tangan paling meriah untuk mbak IU yang tiba-tiba muncul sebagai pengisi soundtrack, dan menambah panjang deret kecantikan lagu-lagu CLOY yang menyayat hati.


Serius, saya masih nggak mengerti dan nggak habis pikir dengan berapa banyak CLOY mengeluarkan biaya produksi dengan bintang yang bertabur, lokasi syuting yang sampai ke Swiss dan keberkelasan filmnya. Gokil sih! Makanya nggak heran dan nggak kaget, sewaktu akhirnya CLOY berhasil menggeser rating Goblin bahkan menyabet rating nomor dua tertinggi sepanjang sejarah K-Drama.



Bonus alasan lain yang membuatmu makin betah menonton CLOY adalah sinematografinya yang eyepleasing—selain tokoh utamanya sendiri udah eye pleasing banget sih hehe.

Jadi akhir kata, kalau kamu mau diajak naik rollercoaster sekaligus menambah pengetahuan akan Korut dan Korsel, plusss bahagia karena bisa ketawa dan nangis di saat bersama, silakan menyaksikan CLOY yang saya beri rate tinggi 9,8/10.

“Ke mana pun kamu pergi, bila ia sudah ditakdirkan untukmu, jalan Tuhan akan selalu ada untuk menyatukan yang terlihat tidak mungkin.” - Bella



No comments

Post a Comment

© Hujan Mimpi
NA